BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu penyebab masih tingginya angka kematian
ibu di indonesia sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup adalah perdarahan,
baik itu pada masa nifas. Perdarahan postpartum merupakan penyebab sekitar 30 %
dari keseluruhan kematian akibat perdarahan.
Sebenarnya perdarahan postpartum dapat diturunkan
dengan penanganan yang optimal dari tenaga kesehatan. Akan tetapi, dalam
menurunkan angka kejadian perdarahan postpartum akibat perdarahan perdarahan
tidak hanya mengurangi resiko kematian ibu, tetapi juga menghindarkannya dari
resiko kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan postpartum seperti reaksi
transfusi, tindakan operatif, dan infeksi. Jadi, yang menjadi titik utama
adalah keterampilan dari petugas dalam menangani kejadian perdarahan
postpartum.
Pemantauan dilakukan pada ibu pascapersalinan dan
mempersiapkan diri akan adanya kejadian postpartum merupakan tindakan yang
sangat penting. Meskipun beberapa faktor di indikasikan dapat meningkatkan
resiko perdarahan persalinan, dua pertiga dari semua kasus perdarahan pasca
persalinan terjadi pada ibu tanpa faktor resiko yang diketahui sebelumnya dan
tidak mungkin memperkirakan ibu mana yang mengalami perdarahan pasca
persalinan. Oleh karena alasan tersebut, ,maka manajemen aktif kala III
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian
ibu yang disebabkan perdarahan pasca persalinan. Hal itu membuat WHO
merekomendasikan agar semua tenaga kesehatan yang menolong persalinan baik
dokter maupun bidan dapat melaksanakan manajemen aktif kala III.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
pemantauan kala III pada ibu bersalin ?
b.
Bagaimana
pendokumentasian kala III pada ibu bersalin ?
C.
Tujuan Penulisan
a.
Agar mahasiswa
mengetahui pemantauan kala III ibu bersalin.
b.
Agar mahasiswa
mengetahui pendokumentasian kala III ibu bersalin.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fisiologi kala III Pada Persalinan
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya
plasenta/uri. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik dari primipara
maupun multipara. Tempat implantasi plasenta sering pada dinding depan dan
belakang korpus uteri atau dinding lateral. Sangat jarang terdapat pada fundus
uteri. Bila bterletak pada sekmen bawah rahim/SBR, keadaan ini disebut plasenta
previa. (Samarah, 2010)
Kala III merupakan priode waktu dimana penyusutan
volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat
perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka
plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uter, atau kedalm vagina.(
Rohani, 2011)
B.
KEBUTUHAN IBU
BERSALIN PADA KALA III
Ibu pada kala
ini secara fisik mengalami suatu keadaan yang lelah setelah proses persalinan,
terlebih lagi pada primipara dimana kala I persalinannya cukup memakan waktu
yang lama. Ibu membutuhkan rasa nyaman dan tenang untuk istirahat. Selain itu,
nutrisi dan cairan juga sangat penting untuk mengembalikan energi dan kondisi
ibu setelah proses persalinan.
Secara psikologis ibu pada saat ini merasakan
kebahagian dan perasaan senang karena bayinya telah lahir. Ibu membutuhkan
kedekatan dengan bayinya dan perhatian dari orang yang ada didekatnya untuk
membantu agar ia dapat memeluk ataupun mendekap bayinya. ( Rohani,2011)
Kebutuhan ibu pada kala III
1.
Dukungan mental
dari bidan dan keluarga atau pendamping.
2.
Penghargaan
terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui.
3.
Informasi yang
jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang dilakukan.
4.
Penjelasan
mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran
plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk
pelepasan dan kelahiran plasenta.
5.
Bebas dari rasa
risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban.
6.
Hidrasi. ( Ari
Sulistiyawati, 2010 )
Kebutuhan Ibu kala III
1.
Ketertarikan ibu
pada bayi
Ibu mengamati bayinya,
menanyakan apa jenis kelaminnya, jumlah jari jari dan mulai menyentuh bayi.
2.
Perhatian pada
dirinya
Bidan perlu menjelaskan
kondisi ibu, perlu penjahitan atau tidak, bimbingan tentang kelanjutan tindakan
dan perawatan ibu.
3.
Tertarik
plasenta
Bidan menjelaskan
kondisi plasenta, lahir lengkap atau tidak. (sumarah, 2010)
Penatalaksanaan aktif kala III bagi semua ibu
melahirkan yaitu : pemberian oksitosin, penegangan tali pusat, masase uterus
setelah segera lahir agar tetap berkontraksi; pemeriksaan rutin, plasenta dan
selaput ketubannya: pemeriksaan rutin pada vagina dan perineum untuk mengetahui
adanya laserasi dan luka; pemberian hidrasi pada ibu, pencegahan infeksi, dan
menjaga privasi. ( Ai yeyeh Rukiyah, 2009)
C.
Pendokumentasian kala III
Hal hal yang perlu di catat selama kala III sebagai
berikut :
1.
Lama kala III
2.
Pemberian
oksitosin berapa kali.
3.
Bagaimana
pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali /
4.
Perdarahan.
5.
Kontraksi
uterus.
6.
Adakah laserasi
jalan lahir.
7.
Vital sign ibu.
8.
Keadaan bayi
baru lahir. ( sumarah, 2010 )
Pendokumentasian
pada Kala III
Semua asuhan dan tindakan yang dilakukan haruslah
didokumentasikan dengan baik dan benar. Pada pendokumentasian di kala III ini
pencatatan dilakukan pada lembar belakang partograf ( catatan persalinan pada
poin kala III ) dan pada catatan lain yang tersedia di instusi pelayanan.
Data untuk kala
III terdiri atas lamanya kala III, pemberian oksitosin, peregangan tali pusat
terkendali, rangsangan fundus, kelengkapan plasenta saat lahir, retensi
plasenta yang lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan,
masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban yang sesuai. Untuk no
25,26, dan 28 lingkari jawaban yang benar.
Informasi untuk
kala III adalah sebagai berikut ( format partograf bagian belakang)
20. Lama kala
III.....................................................................menit
21. Pemberian
oksitosin 10 IU IM
Ya,
waktu..............................menit sesudah kelahiran
Tidak, alasannya..................
22. pemberian
ulang oksitosin (2x)
Ya, alasan.......................
Tidak
23. penanganan
tali pusat terkendali?
Ya,
Tidak, alasan...................
24. masase
fundus uteri?
Ya,
Tidak,
alasan................................
25. plasenta
lahir lengkap (intact) ya/tidak
Jika
tidak lengkap, tindakan apa yang dilakukan:
a.
...........................
b.
...............................
26. plasenta tidak lahir >30 menit:
ya/tidak
Ya,
tindakan yang dilakukan
a.
..................
b.
...................
27.
Laserasi
Ya,
dimana.....................................
Tidak
28.
Jika laserasi perineum derajat 1/2/3/4
Tindakan
Penjahitan dengan/tanpa anastesi
Tidak dijahit, alasan.................................
29.
Atonia uteri :
Ya, tindakan yang dilakukan :
a..............................................................
b..............................................................
c..............................................................
Tidak
30.
Jumlah perdarahan..........................................
31.
Masalah lain sebutkan.....................................
32.
Penatalaksanaan masalah tersebut...................
33.
Hasilnya..........................................................
Asuhan
kebidanan internal kala III
Subjektif
:
Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan merasa
lelah.
Objektif :
1. Keadaan
umum baik. Kesadaraan compos mentis
2. Pemeriksaan
abdomen : TFU 2jari di atas pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
3. Pemeriksaan
genetalia : vulva / vagina tidak ada kelainan, tali pusat memanjang di depan
vulva, terdapat pengeluaran darah sekonyong-konyong.
4.
Pemeriksaan penunjang : HB 11,5 gram %
Assesment
:
Diagnosa : P1A0 Parturien
Aterm Kala III
Dasar :
1. Ibu
mengatakan perutnya merasa mulas dan merasa lelah
2. Keadaan
umum baik. Kesadaran compos mentis
3. Pemeriksaan
abdomen : TFU 2jari di atas pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
4. Pemeriksaan
genetalia : vulva / vagina tidak ada kelainan, tali pusat memanjang di depan
vulva, terdapat pengeluaran darah sekonyong-konyong.
5.
Pemeriksaan penunjang : HB 11,5 gram %
Masalah :
kelelahan
Diagnosa potensial :
-
Tindakan segera :
-
Kebutuhan :
management aktif kala III
Planning
:
Jam 20.37 WIB
Melaksanakan manajemen aktif kala III, meliputi :
-
Memastikan janin tunggal dengan cara
mengejek fundus uteri
-
Melakukan suntikan oksitosin 10 UI
secara Intra Muskuler segera memberi tahu ibu terlebih dahulu.
Jam 14.23 WIB
Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan
mengeluarkan plasenta dengan hati-hati secara dorsalkranial.
·
Plasenta lahir spontan jam
Jam 14.24 WIB
Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik. Dan
menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman kepada ibu serta menjelaskan
pada ibu bahwa mules yang di alami adalah normal.
·
Kontraksi uterus baik dan ibu sudah
minum setengah gelas air putih.
Jam 14.25 WIB
Memeriksa kelengkapan plasenta
·
Plasenta lengkap dengan diameter 15 cm,
tebal 2 cm, tali pusat lebih kurang dari 50 Cm
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ibu pada kala
III secara fisik mengalami suatu keadaan yang lelah setelah proses persalinan,
terlebih lagi pada primipara dimana kala I persalinannya cukup memakan waktu
yang lama. Ibu membutuhkan rasa nyaman dan tenang untuk istirahat. Selain itu,
nutrisi dan cairan juga sangat penting untuk mengembalikan energi dan kondisi
ibu setelah proses persalinan.
B.
Saran
Dari makalah yang telah dibuat oleh penulis maka
penulis menyarankan kepada pembaca terutama tenaga kesehatan bidan agar
mengetahui apa saja kebutuhan iu pada masa kala III dan pendokumentasian kala
III.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,Asri dan sujiantini. 2010. Asuhan kebidanan
persalinan. Yogyakarta: Nuha medika.
Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2009. Asuhan kebidanan 2
(persalinan). Jakarta : CV Trans Info Media.
Asrinah,dkk. 2010. Asuhan kebidanan masa bersalin.
Yogyakarta. Graha ilmu.
Sumarah,dkk. 2010. Perawatan ibu bersalin.
Yogyakarta. Fitramaya.
Sulistyawati,Ari dan Esti nugraheny. 2012. Asuhan
kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta: salemba medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar