KEBIDANAN
KOMUNITAS
PENINGKATAN
PERAN SERTA MASYARAKAT
“AMBULAN
DESA”
Mardiatul Ummi
POLITEKNIK
KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
JURUSAN
KEBIDANAN
2015
Di desa yang terpencil desa talang
banyu Tebing Tinggi 4 Lawang, terdapat seorang bidan yang bekerja disuatu puskesmas di desa
tersebut. Bidan itu ingin menjadikan desa tersebut menjadi desa siaga yang siap
dengan segala kemungkinan hal buruk yang terjadi. Oleh karena itu Bidan
tersebut merencanakan menyediakan ambulan desa dengan cara bermusyawarah dengan
masyarakat dan kader di desa tersebut.
Siang itu
dibalai desa ...
Kades : “Assalamualaikum. selamat
siang Bapak-bapak Ibu-ibu semua. Terima
kasih sudah mau berkumpul dibalai desa kita yang
tercinta”.
Masyarakat : “Wa’alaikum salam”.
Kades : “Bapak Ibu kita dikumpulkan
disini ada yang ingin dibahas oleh Ibu
Bidan, kepada ibu saya persilahkan”.
Bidan : “Terima kasih atas
kesempatannya Bapak ibu, baiklah langsung saja kita
ke inti pokok permasalahannya. Disini saya mau
merencanakan,
bagaimana jika didesa ini kita menyediakan ambulan
desa”.
Kader : “Untuk apa kita menyediakan
ambulan tersebut Buk?”
Bidan : “Baiklah bapak dengan
adanya ambulan desa tersebut kita dengan mudah
bisa merujuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan yang lebih memadai”.
Kader : “Ya Buk, tapi disini siapa
yang menyediakan mobil yang dijadikn ambulan tersebut?”
Bidan : “Mobil tersebut bisa
didapatkan dari mobil warga setempat atau bisa juga
kita mengajukan kepemerintah untuk mendapatkan
sumbangan guna untuk membeli ambulan desa”.
Kades : “Maaf Buk Bidan kalau
menurut saya apabila kita mengajukan proposal
ke pemerintah, itu akan membutuhkan waktu yang
sangat lama”.
Kader : “ Ya buk Bidan kita tidak
tahu kapan keadaan darurat terjadi dengan
masyarakat di desa kita”.
Dayan :
“Ya benar sekali Bu Bidan pak kades, contohnya saja waktu istri saya mau
mengalami perdarahan sehabis melahirkan dua bulan
yang lalu. Pada saat ingin dirujuk kami
kesulitan mendapatkan mobil untuk mengantarkan istri saya kerumah sakit, karena
keterlambatan istri saya dirujuk nyawa istri saya tidak bisa diselamatkan lagi”.
Bidan : “Kami turut prihatin dengan
kejadian tersebut, dengan adanya peristiwa
itu makanya saya disini bersama pak kades, dan
kader-kader yang ada ingin menyedikan ambulan desa untuk desa kita”.
Kades : “Baiklah, siapa disini warga
yang bersedia meminjamkan mobilnya untuk
dijadikan ambulan desa?”
Dayan : “Sebenarnya saya ingin
menyumbangkan mobil Buk, tapi saya nggak
punya mobil”.
Joko : “Begini Buk Bidan kalau
Bapak atau Bidan bersedia saya memiliki dua
mobil, saya bersedia untuk meminjam salah satu mobil
saya untuk dipergunakan sebagai ambulan desa. Tapi bagaimana dengan uang bensin
dan apabila terjadi kerusakan dengan mobil saya”.
Bidan : “ Untuk uang bensin dan
kerusakan yang terjadi disini kita bisa
mengunakkan uang kas yang ada di desa kita”.
Kades : “Bagaimana Bapak Ibu? Apa
kalian semua setuju dengan usulan Ibu
Bidan tersebut”.
Dayan : “Saya setuju Bu. Tapi disini
yang mengelola uang tersebut siapa?”
Bidan : “Disini kita bisa menunjuk
salah satu warga yang bisa dipercaya untuk
mengelola uang kas tersebut pak”.
Joko : “Baikah Buk Bidan saya
setuju dengan usulan tersebut”.
Kades : “Apakah warga semua setuju
dengan usulan kita menyediakan ambulan
desa ini”.
Masyarakat : “Ya pak kades kami setuju”.
Kades : “Baiklah Bapak-bapak Ibu-ibu
terima kasih atas waktunya untuk hadir
dibalai desa kita ini
dalam membahas tentang ambulan desa. Saya akhiri wasalammualaikum Wr Wb”.
Akhirnya setelah musyawarah
tersebut maka warga desa Talang Banyu sepakat menyediakan ambulan desa guna
untuk merujuk masyarakat yang membutuhkan pertolongan segera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar